top of page

RIFAN FINANCINDO - Meski Dibayangi Resesi, Nasdaq Naik 1%, Dow Jones Menghijau

  • PT Rifan Financindo Berjangka Solo
  • Jun 24, 2022
  • 2 min read

ree

RIFAN FINANCINDO - Bursa AS Wall Street naik jelang penutupan pada perdagangan Kamis (23/6/2022) karena imbal hasil obligasi turun meski Wall Street terus dibebani risiko resesi ekonomi.


Dow Jones Industrial Average naik 194,23 poin, atau 0,64%, menjadi 30.677,36. S&P 500 menguat 0,95% menjadi 3.795,73. Nasdaq Composite naik 1,62% menjadi 11.232,19.


Kenaikan Nasdaq yang dihuni saham teknologi melampaui rata-rata indeks utama lainnya karena pelaku pasar terus memikirkan kemungkinan penurunan ekonomi. Selain itu, imbal hasil obligasi AS atau Treasury 10-tahun turun ke level terendah dalam 2 minggu. Imbal hasil obligasi bergerak berbanding terbalik dengan harga.


"Respons investor hari ini dan kemarin menunjukkan bahwa pasar menjadi semakin peduli dengan pertumbuhan ekonomi global," kata Kepala Investasi Horizon Investments, Scott Ladner.


Sektor saham yang lebih defensif seperti kebutuhan pokok konsumen, utilitas, real estat dan perawatan kesehatan mendorong kinerja lebih baik, dengan masing-masing menguat sekitar 2%. Saham kebutuhan pokok konsumen seperti Clorox naik 6%.


Pembangun rumah membantu meningkatkan siklus konsumen, karena saham Lennar dan DR Horton masing-masing naik 4,5% dan 5,2%.


Sementara energi adalah sektor dengan kinerja terburuk di S&P 500 karena harga minyak terpukul. Saham Schlumberger turun 6,8%, Valero Energy turun 7,6%, dan Phillips 66 ambles sekitar 6,8%.


Saham maskapai penerbangan merosot karena masalah transportasi. Saham United Airlines turun sekitar 2,5% karena mengurangi penerbangan dari Newark sebesar 12%. Saham American Airlines ambles 0,9% setelah menghentikan layanan ke empat kota kecil di AS.


Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Kamis menegaskan kembali bank sentral "berkomitmen kuat" untuk menurunkan inflasi, ketika berbicara tentang kebijakan moneter pada hari kedua di Kongres. Dia mencatat bahwa resesi ekonomi adalah sebuah "kemungkinan". Hal ini menjadi ketakutan investor sehingga membebani Wall Street.


“Tentu saja, kita akan memasuki resesi. Seberapa parah resesi itu belum terlihat,” kata Presiden NEIRG Wealth Management, Nick Giacoumakis.


UBS meningkatkan peluang resesi menjadi 69%, menjadi bank investasi terbaru yang menilai peningkatan risiko. Adapun Citigroup dan Goldman Sachs juga meningkatkan ekspektasi risiko resesi minggu ini.


Di sisi lain, analis JPMorgan Kamis mengatakan ekonomi AS akan terhindar resesi. Namun bursa saham kembali mengalami kerugian di paruh terakhir tahun ini.


Departemen Tenaga Kerja Kamis, mengatakan klaim pengangguran mingguan AS turun 2.000 menjadi 229.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 18 Juni.


Sumber : beritasatu

 
 
 

Commentaires


Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Social Icon

Copy Right ©2017 Rifan Financindo Berjangka Solo

Proudly created with wix.com

bottom of page