top of page

RIFAN FINANCINDO - Mengapa Nyamuk Tertarik pada Darah Manusia?

  • PT Rifan Financindo Berjangka Solo
  • Oct 19, 2020
  • 2 min read

ree

RIFAN FINANCINDO - Nyamuk selalu menjadi serangga pengganggu yang selalu mengincar dan menghisap darah manusia.


Namun, apa yang sebenarnya membuat nyamuk begitu tertarik pada darah manusia?


Sebuah tim ilmuwan di Amerika Serikat, seperti dilansir dari The Independent, Minggu (18/10/2020), menemukan senyawa dalam darah manusia yang membuat nyamuk tertarik untuk menghisapnya.


Tim penelitian dari The Rockefeller University di New York City menggunakan model nyamuk betina yang dimodifikasi secara genetik untuk melihat neuron mana yang menyala saat mereka merasakan darah.


Untuk diketahui, hanya nyamuk betina yang menghisap darah yang mereka butuhkan agar telurnya berkembang. Akan tetapi, nyamuk-nyamuk betina ini bertahan hidup terutama pada nektar seperti ribuan spesies serangga lainnya.


Kendati demikian, kebiasaan mereka menghisap darah menjadikan mereka hewan paling mematikan di planet ini bagi manusia.


Sebab, nyamuk telah membunuh sekitar setengah juta orang setiap tahun melalui berbagai penyakit seperti malaria, demam berdarah hingga demam kuning.


Dalam studi ini, para ilmuwan mencoba menipu nyamuk untuk beralih dari mode makan nektar ke mode makan darah dengan menawarkan campuran empat senyawa yang dikembangkan untuk meniru rasa darah.


Senyawa tersebut mengandung glukosa, natrium klorida, natrium bikarbonat dan adenosin trifosfat (ATP), yakni senyawa yang memberikan energi ke sel.


Tanda fluorescent pada serangga yang dimodifikasi secara genetik akan bersinar, ketika sel saraf diaktifkan.


Hal ini akan memungkinkan para peneliti mengetahui dan melacak sel saraf mana yang akan menyala saat mereka ditawari makanan yang berbeda.


Hanya satu subset neuron yang diaktifkan oleh darah, termasuk darah asli dan campuran sintetis para peneliti.


Potensi pengembangan obat


Para peneliti meyakini studi ini akan membuka jalan untuk pengembangan obat yang dapat menutupi senyawa dalam darah yang dapat menarik bagi nyamuk.


"Jika nyamuk tidak dapat mendeteksi rasa darah, maka secara teori mereka tidak dapat menularkan penyakit," kata Veronica Jove, salah satu peneliti utama dalam studi yang diterbitkan di jurnal Neuron itu.


Sementara itu, Leslie Vosshall yang mengepalai laboratorium di Institut Medis Howard Hughes di Universitas Rockefeller mengatakan penyelidikan pada akhirnya dapat mengarahkan pada pengusiran nyamuk secara oral.


"Yakni dengan mengganggu selera mereka terhadap darah," kata dia.


Namun, menurut Vosshall, mungkin akan mustahil untuk memahami dengan tepat sperti apa rasa manusia terhadap nyamuk.


Vosshall mencoba membandingkan cara nyamuk tertarik dengan darah manusia dengan mencoba menggambarkan cara lebah madu melihat bunga dalam warna ultraviolet yang tidak terlihat oleh mata manusia.



Sumber : kompas

 
 
 

Comentarios


Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Social Icon

Copy Right ©2017 Rifan Financindo Berjangka Solo

Proudly created with wix.com

bottom of page