RIFAN FINANCINDO - Memasuki Mei, Wall Street Rentan Aksi Jual
- PT Rifan Financindo Berjangka Solo
- May 4, 2021
- 2 min read

RIFAN FINANCINDO - Indeks-indeks acuan Wall Street menguat pada penutupan hari pertama perdagangan di bulan Mei, Senin (3/5/2021). Saham-saham terkait pemulihan ekonomi menguat seiring pelonggaran pembatasan pandemi.
Dow Jones Industrial Average naik 0,7% ke 34.113,2. S&P 500 naik 0,27% ke 4.192,66. Nasdaq turun 0,48% ke 13.895,12.
Saham-saham terkait pemulihan ekonomi memimpin reli hari ini, pada khususnya sektor ritel. Royal Caribbean dan American Airlines masing-masing naik di atas 1%. Peritel Gap naik di atas 7%. Dillard menguat hampir 10%, sementara Macy naik 8%. Urban Outfitters dan Kohl's masing-masing naik di atas 5%.
Kenaikan ini terjadi setelah Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan sebagian besar pembatasan kapasitas di New York, New Jersey, dan Connecticut akan dicabut, dan layanan 24 jam kereta bawah tanah di New York City akan dilanjutkan kembali.
Berkshire Hathaway naik 1,6% setelah konglomerat Warren Buffett melaporkan kenaikan laba operasi sebesar 20% dan melanjutkan program buyback saham. Buffett juga mengatakan bahwa Greg Abel, wakil ketua bagian non-asuransi, akan menjadi penerusnya ketika dia sudah pensiun dari CEO.
Saham Verizon naik 0,2% setelah raksasa telekomunikasi itu mengatakan akan menjual grup medianya ke perusahaan investasi Apollo Global Management senilai US$ 5 miliar.
Sepanjang April lalu, S&P 500 menguat 5%, Dow Jones naik 2,7%, dan Nasdaq naik 5,4%. Memasuki Mei, investor memperkirakan indeks bakal melemah karena pepatah lama di Wall Street "sell in May and go away" yang berarti kurangi risiko dari bulan Mei ke Oktober, periode di mana, secara historikal, pasar rentan aksi jual.
Data sejak 1928 menunjukkan periode Mei-Oktober memiliki rata-rata dan median imbal hasil terendah dibanding periode enam bulan lain, di mana S&P 500 naik 66% dalam periode tersebut dengan rata-rata imbal hasil hanya 2,2%, menurut data Bank of America.
Bank of America juga menyebut, indeks S&P 500 sudah naik 28% sejak November-April, sehingga penguatan lebih lanjut akan terbatas.
Sumber : beritasatu
Комментарии