RIFAN FINANCINDO - Kekhawatiran Covid-19 Memicu Koreksi Harga Minyak Mentah
- PT Rifan Financindo Berjangka Solo
- Apr 6, 2022
- 2 min read

RIFAN FINANCINDO - Harga minyak mentah dunia turun dalam perdagangan yang bergejolak pada hari Selasa (5/4/2022) karena meningkatnya kekhawatiran bahwa kasus virus corona baru dapat memperlambat permintaan, mengimbangi kekhawatiran pasokan setelah Amerika Serikat dan Eropa berencana untuk menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia atas dugaan kejahatan perang di Ukraina.
Harga kontrak berjangka Brent turun 0,83% ke U$ 106,64 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup melemah 1,28% ke $101,96 per barel.
Pihak berwenang Tiongkok memperpanjang lockdown di Shanghai untuk mencakup semua 26 juta orang di pusat keuangan itu, meskipun ada kemarahan yang meningkat atas aturan karantina tersebut.
Barat sedang merencanakan sanksi baru terhadap Rusia atas pembunuhan warga sipil di Ukraina. Penasihat keamanan nasional Presiden Joe Biden mengatakan sanksi baru AS akan diumumkan minggu ini.
Uni Eropa juga mengusulkan sanksi baru terhadap Rusia, termasuk larangan impor batu bara.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan larangan batu bara akan diikuti oleh minyak dan kemudian gas.
Moskow, sementara itu, mengatakan tuduhan Barat bahwa pasukan Rusia melakukan kejahatan perang dengan mengeksekusi warga sipil di kota Bucha, Ukraina, adalah "kebohongan mengerikan" yang bertujuan untuk mencemarkan tentara Rusia.
Inggris mendesak negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk melarang kapal-kapal Rusia dari pelabuhan mereka, dan menyetujui jadwal untuk menghentikan impor minyak dan gas dari Rusia.
Untuk menenangkan harga minyak, negara-negara sekutu AS pekan lalu menyetujui pelepasan cadangan strategis untuk kedua kalinya dalam sebulan.
Harga naik sebelumnya pada hari Selasa setelah sumber mengatakan kepada Reuters negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) masih membahas berapa banyak minyak yang akan mereka rilis.
Kekhawatiran pasokan di beberapa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+), juga mendukung kenaikan harga.
Irak memompa 4,15 juta barel per hari (bph) minyak pada Maret, kurang 222.000 barel per hari dari kuota produksinya berdasarkan kesepakatan dengan produsen OPEC+ lainnya.
Produksi kondensat minyak dan gas harian anggota OPEC+ Rusia pada awal April telah turun 4% dari Maret.
Kazakhstan, produsen OPEC+ lainnya, memangkas perkiraan produksi minyaknya menjadi 85,7 juta ton tahun ini dari target sebelumnya 87,5 juta setelah kerusakan pada terminal Konsorsium Pipa Kaspia di Rusia.
Sumber : beritaatu
Comentarios