RIFAN FINANCINDO - Ini Fakta Virus Korona Serang Ekonomi Indonesia
- PT Rifan Financindo Berjangka Solo
- Feb 10, 2020
- 2 min read

RIFAN FINANCINDO - Wabah virus korona dari Wuhan, China berdampak pada perekonomian global, tak terkecuali di Indonesia. China merupakan mitra utama perdagangan Indonesia.
Virus mematikan ini telah menewaskan 813 jiwa di seluruh dunia, dengan kasus terbanyak di China yakni 811 jiwa. Wabah ini membuat perekonomian di daratan China terhenti sementara. Berikut fakta seputar dampak virus koronan pada pertumbuhan ekonomi, seperti yang dirangkum Okezone pada Senin (10/2/2020):
1. Pertumbuhan Ekonomi Tak Akan Capai 5,3% Peneliti Macroeconomics and Finance Indef Abdul Manap Pulungan menyebutkan, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan sebesar 5,3% adalah angka yang tidak realistis. Hal ini mengingat perekonomian China yang terganggu akibat wabah virus korona.
"Jadi, pertumbuhan ekonomi 5,3% tidak realistis untuk 2020. Kondisi global tertekan karena performa China turun dan menyebarnya virus korona," ujarnya di Jakarta, Kamis (6/2/2020). 2. Tekan Ekonomi Hingga 0,29%
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengatakan virus korona akan berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia. Dirinya menyebut perekonomian Indonesia dapat turun 0,1% hingga 0,29%. "China diprediksi secara konsensus ekonomi akan turun 1%-2%. Kalau ke Indonesia 0,1%-0,29%," ungkapnya, Rabu (5/2/2020).
Namun demikian, Airlangga menilai dampak wabah virus korona tidak akan berlangsung lama. "Melihat dari prespektif SARS, itu tidak akan memakan waktu lama. Kita harap korona akan lebih singkat," tambahnya. 3. BI Bakal Jaga Pasar Keuangan
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pihaknya akan terus menjaga pasar untuk mengantisipasi dampak dari virus korona itu sendiri. Virus tersebut dinilainya turut mengganggu stabilitas pasar. "Jadi, Bank Sentral selalu menjaga pasar, di waktu yang baik maupun buruk. Di mana, arus modal ke luar dari dampak virus korona yang mengganggu stabilitas pasar," ujarnya di Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Untuk mempertahankan nilai rupiah, BI turut menstabilisasi pasar keuangan dengan membeli surat utang pemerintah yang angkanya mencapai triliunan. "BI juga menstabilisasi surat utang pemerintah. Anda tahu berapa banyak bonds yang telah kita beli dari pemerintah dengan arus modal ke luar tahun ini? Angkanya mendekati Rp25 triliun," ungkap Perry. Perry kemudian menambahkan, BI melakukan koordinasi langsung bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani. "Ini persoalan yang diurus langsung oleh Menkeu Sri Mulyani. Tapi kami berkerja sama ketat to stabilize the market," tambahnya.
4. BI Waspadai Investasi dan Pariwisata Meski demikian, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan, saat ini Indonesia mewaspadai adanya dampak ekonomi global akibat penyebaran virus korona.
"Sekarang sudah diklaim menjadi salah satu kejadian yang sifatnya global, suatu epidemik global. Itu menjadi concern dari ekonomi secara umum, sudah bukan merupakan kasus hanya China saja, tapi sudah menjadi masalah global," katanya saat memberikan bantuan di KPw BI Banten, Senin (3/2/2020). Untuk itu, lanjutnya, Indonesia sebagai bagian dari ekonomi global harus mewaspadai dampak terjadinya penyebaran virus korona yang akan terjadi di sektor pariwisata hingga investasi. Lantaran, selama ini Indonesia menjadi salah satu negara yang cukup menarik bagi turis dan investor.
5. Sektor Pariwisata Ikut Terdampak Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto juga mengatakan virus korona turut memberi dampak pada sektor pariwisata Indonesia. Pasalnya akan mengurangi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal China. Pada 2019, BPS mencatat jumlah wisman dari China mencapai 2 juta kunjungan.
"Jadi, nantinya kami (pemerintah), akan mengevaluasi dampak virus tersebut setiap dua mingguan. Dan adanya travel warning, menyetop turis dari China maka akan ada dampaknya," ujarnya, Rabu (5/2/2020) Seperti yang telah diketahui, sektor pariwisata ikut andil dalam perekonomian Indonesia. Mengutip situs Kemenpar.go.id, pada 2018 devisa dari sektor pariwisata pada tutup buku 2018 mencapai angka USD19,29 miliar.
Sumber : okezone
Comments