RIFAN FINANCINDO - Indonesia Perlu Alternatif Untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
- PT Rifan Financindo Berjangka Solo
- Dec 26, 2019
- 1 min read

RIFAN FINANCINDO - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui rasio kredit bermasalah (NPL/non performing loan) perbankan dalam negeri mengalami peningkatan di saat penyaluran kredit melambat.
Sesuai dengan Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 Desember 2019, NPL perbankan pada Oktober meningkat jadi 2,73 persen (gross) dan 1,25 persen (nett).
Menanggapi itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan sebagai imbas pertumbuhan ekonomi global yang mengalami perlambatan. Meski begitu, Indonesia terbilang lebih baik dari negara lain.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang masih di atas 5 persen. "Kita masih mending, negara lain lebih parah," kata Wimboh di rumah dinas Menteri Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Jalan Widya Chandra V, Jakarta Selatan, Rabu (25/12).
Namun, lanjut Wimboh Indonesia tidak boleh lengah. Tetap harus mencari alternatif sumber pertumbuhan ekonomi baru. Harus bisa menciptakan sumber baru dari potensi ekonomi yang belum tersentuh.
Untuk itu perlu kerja sama dan sinergi dalam memperluas kesempatan kerja dan memperbesar ekspor. Termasuk bisa lebih efisien dalam proses perizinan agar sinergi lintas sektor mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Sektor keuangan harus lebih proaktif untuk mendorong pertumbuhan," ujarnya.
Sumber : liputan6
Comments